Selebritisia, Jakarta – Keputusan band Sukatani menarik lagu mereka tak hanya menjadi perhatian di dalam negeri, tetapi juga mendapat sorotan dari media internasional. Salah satu media yang melaporkan kejadian ini adalah Channel News Asia (CNA), yang mengangkat polemik ini dalam salah satu artikel mereka.
CNA menyebut bahwa lagu Bayar Bayar Bayar menimbulkan kontroversi karena liriknya yang dianggap mengillustrasikan bahwa polisi menerima suap. Sukatani menyuarakan kritik dalam lagu tersebut hanya ditujukan kepada oknum tertentu, bukan kepada seluruh institusi kepolisian.
CNA mengungkapkan bahwa band Sukatani, yang dibentuk pada 2022, dikenal dengan lagu-lagu yang mengangkat isu ketidakadilan sosial dan agraria. Grup ini kerap mengadakan pertunjukan dengan mengenakan balaclava dan membagikan hasil pertanian kepada para penonton sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan petani.
Polemik ini memicu berbagai reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian penggemar menyayangkan keputusan Sukatani untuk menarik lagu tersebut, menganggapnya sebagai bentuk pembungkaman terhadap kritik sosial dalam musik dan seni. Mereka menilai bahwa musik punk memang seharusnya menjadi media untuk menyuarakan kritik terhadap ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Namun, ada pula yang mendukung keputusan tersebut. Beberapa pihak berpendapat bahwa kritik yang disampaikan melalui seni harus dilakukan dengan cara yang lebih konstruktif agar tidak menimbulkan kontroversi yang berlebihan.
Sementara itu, pihak Polda Jawa Tengah membantah adanya tekanan terhadap Sukatani terkait penarikan lagu tersebut. Komisaris Dwi Subagio, Direktur Reserse Kriminal Polda Jawa Tengah, menegaskan bahwa tidak ada larangan atau tekanan dari kepolisian terkait lagu tersebut.
“Tidak ada tekanan. Setiap warga negara memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya secara bebas. Sejauh yang saya tahu, tidak ada larangan,” ujar Komisaris Dwi dalam pernyataannya.
Meskipun mengalami kontroversi, Sukatani menegaskan bahwa mereka akan terus berkarya dan menyampaikan kritik sosial melalui musik yang mereka ciptakan. Mereka juga berharap agar polemik ini tidak menyurutkan semangat mereka dalam mengekspresikan isu-isu sosial yang mereka anggap penting melalui jalur seni.